[Thoughts] Saya Apatis, Nggak, Ya?

Akhir pekan seperti ini, saya meluangkan waktu satu hari untuk benar-benar bebas dari segala kegiatan yang biasanya saya lakukan pada hari-hari kerja. Tanpa schedule dan house chores yang menunggu, saya mulai hari ini tepat pada pukul sembilan pagi.

Hal yang saya lakukan pertama kali adalah, menelusuri kanal sosial media yang saya miliki. Sosial media sengaja saya bikin suasananya senyaman mungkin. Mulai dari follow akun-akun lucu, video kucing, review skincare dan makeup, resep masakan hingga akun kuliner dan jalan-jalan. Namun pagi ini, entah mengapa berita negatif dan duka lebih banyak muncul di timeline dibandingkan berita menyenangkan.

Mulai dari Isriwil jahanam yang masih saja terus memborbardir warga Gaza since forever, kecelakaan SMK Lingga Kencana di Depok yang menelan korban jiwa, banjir bandang di Sumatera Barat hingga drama perselingkuhan artis dan drama bea cukai yang bikin saya ikut misuh-misuh bersama netizen.

Hhhh, napas saya berat.

Ternyata kali ini saya mulai pagi dengan langkah yang salah. Beberapa menit kemudian saya rasakan sesuatu yang sesak di dada. I was really feeling blue after the minutes exposed to those news.

Saya salah nggak ya, kalau menghindari berita-berita saat ini? Drama artis sudah pasti saya abaikan karena memang tidak penting dan useless. Tapi untuk hal-hal terkait bencana dan duka, saya sedih, dada saya sakit membaca bahkan melihat beritanya.

Saya apatis, nggak, ya?

Hati saya ikut sakit melihat penjajahan di Palestina tapi saya udah nggak mau baca dan melihat berita-beritanya lagi. Bukan maksudnya untuk tidak peduli, tapi saya sering sedih sekaligus marah sendiri dengan pihak-pihak yang memiliki kuasa tapi tidak melakukan apa-apa. Perasaan depresi (constant feeling of sadness) ini sangat berpengaruh dengan bagaimana saya menjalani hari.

Saya apatis, nggak, ya?

Ya Rabb, Engkau Maha Tahu.

Duka cita mendalam saya bagi keluarga yang terdampak banjir bandang di Sumatera Barat dan kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok.

Tabik,