[Thoughts] Bertikai Antara Pilihan Menjadi Ibu Rumah Tangga versus Ibu Bekerja Itu Udah Jadul!

Ribut-ribut masalah Ibu Rumah Tangga versus Ibu Bekerja kapan selesainya, sih? Tahun sudah memasuki 2022, tetapi kadang saya masih suka membaca perdebatan ini ketika sedang scrolling laman media sosial. Masih ada saja perempuan khususnya para ibu yang mendewakan satu peran dan meremehkan peran lainnya.

Iya deh, tahu kok Ibu Rumah Tangga paling sempurna karena selain mampu mengurus rumah dan seisinya, Ibu Rumah Tangga juga mudah untuk melihat dan membersamai tumbuh kembang anak.

Iya iya, paham, Ibu Bekerja adalah yang terbaik karena selain berpenghasilan, Ibu Bekerja juga mandiri serta punya pergaulan yang luas.

Kalau mau dilanjutin, nggak akan ada habisnya membahas hal ini. Maka hal yang paling tepat menurut saya adalah, iya-in aja deh semuanya. Hehe.

Dalam menjalani lautan kehidupan, perlu diingat kalau nggak semua orang berada dalam kapal yang sama. Ada yang berada dalam kapal selam, ada yang berada dalam kapal kecil tanpa mesin, ada juga yang berada dalam kapal pesiar. Memangnya, kita siapa berhak menghakimi pilihan orang lain padahal kita tidak sedang berada dalam kapal mereka?

Ibu Rumah Tangga maupun Ibu Bekerja, menurut saya itu cuma status. Ada yang lebih penting dari hal ini, yaitu menjadi perempuan berdaya. Kalau menurut KBBI, berdaya (daya) adalah berkekuatan, berkemampuan, bertenaga; mempunyai akal, cara dan sebagainya untuk mengatasi sesuatu. Singkat kata, menjadi perempuan berdaya adalah perempuan yang memiliki kemampuan melakukan dan membuat pilihan dalam hidupnya sendiri berdasarkan apa yang dia yakini.

Menjadi Ibu Rumah Tangga, bukan berarti tidak bisa berpenghasilan serta tidak punya pergaulan yang luas. Ada beberapa orang Ibu Rumah Tangga yang saya tahu namun tetap berkarya dan berdaya dari rumah. Bahkan ada yang sampai bikin komunitas baca dengan anggota ribuan yang aktif, lho! Ada juga seorang Ibu Rumah Tangga yang berhasil menelurkan beberapa brand dan melakukan semuanya dari rumah. Ada yang di sini Team Thanos Army-nya mom Eliz? Atau mungkin Mademoiselle-nya madame Huillet? Dua dari sekian banyak contoh Ibu Rumah Tangga namun tetap mampu berkarya dari dalam rumah.

Sebaliknya, menjadi Ibu Bekerja bukan berarti tidak mampu mengurus rumah serta mengabaikan pertumbuhan anak. Saya kenal seorang Ibu Bekerja, mari sebut Ibu A, yang anak-anaknya sungguh amat pintar. Tidak hanya dalam hal akademis, tapi juga kecakapan berinteraksi dengan orang lain serta pembawaan diri dalam lingkungan. Saya sering penasaran cara Ibu A membagi waktu antara mengurus rumah, mengajari anak, melayani keperluan suami dan menyelesaikan pekerjaan di kantor.

Kita mungkin tidak berada dalam kapal yang sama dengan mom Eliz, madame Huillet serta Ibu A. Nggak apa-apa, nggak masalah karena bukan itu inti dari tulisan ini. Intinya adalah ayo kita semua berdaya dalam kapal kita masing-masing. Sebelumnya, saya tahu bahwa tidak semua perempuan berdaya atas hidupnya sendiri. Semoga tulisan ini tidak terkesan tone-deaf.

Nggak cuma berdaya terhadap diri sendiri, setiap perempuan seyogianya juga dapat menjadi agen pemberdayaan sesama perempuan lainnya. Salah satu caranya dengan tidak pelit berbagi ilmu kepada perempuan lain yang membutuhkan. Bukankah, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain?

Ah, masih banyak yang ingin saya tuliskan, namun waktu sudah menunjukkan pukul 23:22 WIB. Mata pun sudah kriyep-kriyep. Akan saya lanjutkan di lain kesempatan.

Akhir kata, selamat Hari Perempuan Internasional. Mari menjadi perempuan yang berdaya serta menjadi agen pemberdayaan sesama perempuan.

Tabik,