[Vacation] 4D3N + 1D di Kuala Lumpur, Perjalanan ke Malaysia dan Dramanya (Part 1/2)

Udah lama rasanya nggak nulis tentang jalan-jalan. Yah, liburannya juga jarang-jarang, hahaha.

Terakhir kali saya nulis tentang liburan di blog ini ternyata pada 2020 lalu. Well, if you are interested you can read my story here, [Vacation] Liburan ke Banyuwangi.

Oke, jadi setelah lebaran tahun ini tepatnya di bulan Mei, saya, suami dan Mama ada waktu luang mengunjungi Negeri Jiran dengan agenda utama kami adalah wisata kuliner. Dari dulu saya pengen banget ngerasain langsung kulineran di tanah Melayu tersebut. Bayangin segala jenis rempah, rasa pedas dan gurihnya yang nyampur jadi satu. Baru nulis segini aja saya udah kepikiran nasi lemak/nasi kandar, teh tarik, roti canai, roti naan khas India, roti jala, char koey teow (kwetiau), ayam tandoori khas India, ayam tikka masala, nasi ayam hainan, teh halia, asam laksa, dan masakan khas peranakan lainnya. Yum!

*brb ambil nasi*

Seharusnya ini jadi jalan-jalan perdana kami ber-lima. Tapi menjelang hari H, Ibu mertua dan Papa berhalangan ikut karena ada suatu urusan. Nggak apa-apa, kali ini rezekinya jalan-jalan bertiga dulu.

Without further ado, let me tell you the stories dan apa aja drama-dramanya in chronological order.

Chapters (klik link pada tulisan untuk menuju chapters yang dituju):

  1. Hari Pertama: Flight Dimajukan [Rabu]
  2. Hari Kedua & Ketiga: Saya Sakit [Kamis]
  3. Hari Kedua & Ketiga: Saya Sakit [Jumat]
  4. Hari Keempat: Paspor Ditolak, HP Hilang, Hampir Ketinggalan Pesawat [Sabtu]
  5. Bonus: Hari Kelima [Minggu]

Hari Pertama: Flight Dimajukan [Rabu]

Seharusnya kami berangkat dari Kualanamu International Airport – Medan, menuju Kuala Lumpur International Airport – KL, pada hari Rabu jam 5 sore. Hari Selasa, tiba-tiba SMS dari maskapai datang, mengatakan flight kami dipercepat menjadi Rabu jam 11 pagi karena flight jam 5 sore ditiadakan. Masalahnya, hari itu saya masih berada di kampung halaman, Padang Sidempuan, kurang lebih 8-9 jam perjalanan darat dari kota Medan.

Kalang kabut sudah tentu karena jika sesuai rencana, kami akan naik travel di hari Rabu subuh jadi ketika sampai Medan masih Rabu tengah hari. Mau nggak mau, berangkat harus di hari Selasa supaya flight besok pagi bisa terkejar. Masalah lainnya adalah, pada hari itu saya sudah ada agenda bersama keluarga sampai malam hari.

Hari itu lumayan hectic, karena dari pagi harus adjust sana-sini agar semua bisa dijalankan. Alhamdulillah, walaupun hormon kortisol saya naik tapi semuanya bisa berjalan. Kami bertiga juga tepat waktu, Rabu pagi-pagi sekali sudah berada di Kualanamu. Terima kasih, ya Rabbi. Indeed, there is no might nor power except with Allah.

_____

Setelah landing di KLIA2, makan siang dan mengurus urusan sewa mobil, akhirnya kami keluar dari bandara menuju Kuala Lumpur sekitar jam 3 siang.

Iklan sedikit, saya cukup happy dengan servis MKaz Car Rental dan saya rekomendasikan untuk siapa pun yang butuh sewa mobil di Kuala Lumpur dan sekitarnya. Mobilnya bisa diantar dan dijemput ke KLIA, bersih, dan bensinnya penuh. Rating di Google Maps juga tinggi. Also they come with nice rental price per day karena sebelumnya saya sudah survey harga, hahaha. Waktu itu kami belum punya Touch N Go card (seperti e-money atau e-toll card), Bang Adam yang saat itu bertugas mengantarkan mobil ke KLIA dengan baik hati langsung meminjamkan Touch N Go card-nya. Thanks, Bang!

Pertama kali melihat langsung menara kembar Petronas. Gedeee!

Sesampainya di Kuala Lumpur, tujuan langsung ke Nasi Kandar Pelita. Banyaaaak sekali menu yang mau saya coba di Nasi Kandar Pelita ini. Tapi perut saya cuma satu, pun space-nya berkurang karena tadi sudah diisi dengan makan siang di KLIA2. Saat itu saya pesan teh tarik dan roti canainya. Huhuu, teh tariknya enaaak sekali. Nggak semua teh tarik rasanya sama dan susah menemukan teh tarik yang enak. Creamy, wangi khas teh tarik, sedikit manis dan ada sedikit hint pahit, aduh mantap betul.

Puas mengisi perut (lagi), maka selanjutnya menuju hotel untuk istirahat sebentar sebelum malam hari berkulineran ria kembali.

_____

Selama di Kuala Lumpur, kami bermalam di Hotel Transit Kuala Lumpur yang tempatnya ada di jalan Pudu, Bukit Bintang. Lokasinya strategis, bisa berjalan kaki ke tempat-tempat wisata sekitar KLCC, bahkan jalan kaki sekitar 6 menit sudah bisa sampai ke Petaling Street dan Central Market.

Kamar serta seprai dan juga kamar mandinya bersih, AC dingin, view-nya langsung tertuju ke gedung-gedung yang ada di sekitar KLCC, ruangannya pun luas bila dibandingkan dengan harga yang terbilang “murah” untuk ukuran se-luas dan se-nyaman ini, hanya 400 dan 600 ribu-an per malam. Syukurnya kamar kami persis sebelahan, walaupun saat itu ternyata nggak bisa dapat kamar yang ada connecting door-nya. Saya dan suami di kamar tipe Deluxe King sedangkan Mama di kamar tipe Standart.

View dari dalam kamar

Persis di sebelah hotel terdapat KK Mart dan 7-Eleven yang buka 24-jam, sangat memudahkan kalau-kalau butuh sesuatu dari convenience store.

KK Super Mart. Source: Google

Malamnya, kami lanjut dengan berjalan kaki dari hotel menuju jalan Alor, Bukit Bintang. Jalan Alor terkenal dengan salah satu wisata kuliner malam yang ada di Kuala Lumpur. Berbagai jajanan yang kami coba saat itu: durian musang king, jus buah delima, raw oysters, mango sticky rice khas Thailand, ditutup dengan makan malam di salah satu halal chinese resto yang ada di Jalan Alor. Untuk teman-teman muslim, jangan lupa pastikan dahulu kehalalan makanannya sebelum makan di salah satu resto yang ada di Jalan Alor.

Happy setelah jajan dan makan-makan, kami kembali jalan kaki ke hotel sekitar jam 10 malam untuk beristirahat.

Hari Kedua & Ketiga: Saya Sakit [Kamis]

Drama kedua, saya sakit.

Sebenarnya, sejak kemarin siang seluruh sendi saya sudah terasa pegal dan suhu badan juga naik. Tapi saya abaikan and told no one karena nggak mau “merusak” momen. Astaghfirullah, maaf ya Rabb, sudah dzalim dengan diri sendiri.

Lalu kali ini saya nggak bawa obat-obatan yang wajib dibawa ketika bepergian untuk jaga-jaga seandainya sakit di tempat apalagi negara orang lain. Syukurnya, ada KK Mart di sebelah hotel untuk beli beberapa tablet paracetamol.

Hurix's, isinya berbagai herbal untuk demam dan flu yang direkomendasikan kasir di KK Mart

Pagi hari di hari Kamis, saya sudah merasa lebih baik dan demam mulai turun. Jam 9 pagi kami keluar dari hotel dan langsung memulai perjalanan pertama kami di hari itu.

Tempat yang kami tuju pagi itu untuk sarapan adalah Nasi Lemak Wanjo Kampung Baru. Saya sharing dengan suami. Kami pesan nasi lemak, ayam goreng dan juga telur mata sapi, dilengkapi gulai kerang dan sambal ikan teri bilis. Mama makan sendiri karena hanya pesan sejenis gulai ayam tanpa nasi.

Gulai kerangnya enaaak sekali, gurih dan pedas bercampur menjadi satu. Sambal ikan teri bilisnya manis. Ayam gorengnya empuk, disertai bumbu yang gurih. Berbagai rasa bercampur menjadi satu. MasyaAllah, sedapnyaaaa~

Karena nasi lemak beserta pelengkapnya di sini terlalu ber-rempah, setelah makan beberapa suap, sebetulnya perut saya jadi panas. Tapi nggak apa-apa, still can deal with it karena nasi lemaknya enak, hahaha.

Lepas sarapan, perjalanan dilanjutkan kembali menuju Genting Highland. Sengaja kami berhenti dan parkir di area Awana Station, untuk kemudian merasakan naik gondola Sky Way menuju Sky Avenue Station di atas sana. Harga tiket jika beli di Traveloka sekitar 50 ribu untuk satu orang pulang dan pergi.

Di tengah jalan menuju Sky Avenue, gondola akan berhenti sebentar di Chin Swee Station. Ada opsi bagi customer apakah mau turun atau langsung lanjut menuju Sky Avenue. Untuk yang memilih opsi turun, nanti saat ingin meneruskan kembali perjalanan menuju Sky Avenue tidak akan ada tiket tambahan lagi yang dibebankan.

Di Chin Swee Station terdapat Chin Swee Temple. Kami gunakan waktu selama di sana untuk melihat pemandangan sekitar. Ah, adem sekali rasanya mata ini melihat hutan hijau yang berada di bawah dan sekitar gunung. Tidak masalah walaupun saat itu matahari terik dan mulai masuk waktu siang. Lokasinya yang berada di tengah gunung membuat udaranya sangat sejuk dan dingin.

Oke lanjut, setelah beberapa saat akhirnya kami sampai di Sky Avenue Mall, the highest shopping mall in Malaysia yang lokasinya ada di puncak gunung Ulu Kali. Selain belanja, di sana teman-teman bisa main di theme park yang tersedia di dalam ataupun di luar mall. Ada Skytropolis Indoor Theme Park dan juga Genting SkyWorlds Theme Park. Saya baru tau saat itu ternyata ada casino juga di dalamnya.

Skytropolis Indoor Theme Park

Setelah lelah berkeliling Sky Avenue Mall, kami turun menggunakan gondola menuju Awana Station. Lalu lanjut kembali ke Kuala Lumpur untuk makan siang.

_____

Tepat jam 2 siang kami sampai di Kuala Lumpur. NZ Curry House, yang merupakan resto India-Muslim yang lokasinya ada di depan KLCC, adalah resto pilihan untuk makan siang kala itu. Sudah lah lewat jam makan siang, belum lagi daritadi banyak jalan kaki bikin perut saya jadi demand-ing. Tapi tetap saja, nasi goreng khas India yang saya pesan akhirnya nggak habis walaupun sudah sharing karena porsinya yang sungguh se-gunung. Selain nasi goreng, kami juga pesan roti naan dan kari ayam serta ayam tikka masala, ditemani tiga gelas teh halia dingin.

Teh halia = teh tarik jahe.

Saat itu suhu tubuh saya mulai naik lagi karena efek paracetamol yang berangsur-angsur nampaknya mulai menghilang. Setelah makan dan minum obat, kami kembali ke hotel. Itinerary untuk sore dan malam hari pun terpaksa harus direlakan karena badan saya drop dan sepertinya butuh banyak sekali istirahat.

Hari Kedua & Ketiga: Saya Sakit [Jumat]

Hari terakhir sebelum besok siang kembali ke Medan.

Rencananya dari pagi kami akan datang ke tempat-tempat yang sudah saya list sebelumnya. Sebenarnya, kondisi saya masih belum fit. Badan saya enakan hanya ketika menenggak paracetamol. Saat efek obat menghilang setelah beberapa jam, badan pun demam kembali.

Tapi saya nggak mau menyia-nyiakan hari terakhir ini. Di sela-sela efek obat yang bikin demam turun dan badan enakan, saya katakan kepada Suami bahwa saya sudah sembuh agar bisa langsung jalan-jalan, hehehe.

Jika sesuai itinerary, hari ini rencananya kami akan berkeliling ke area Putrajaya dan Shah Alam. Tapi saya urungkan karena menempuh dua lokasi ini sekaligus terbilang memakan waktu mengingat kondisi saya yang belum begitu sehat. Pun agar suami nggak ikutan sakit, menjaga agar tidak terlalu lelah menyetir.

_____

Memulai hari dengan sarapan di Yarl tepatnya di area Heritage Row, sebuah resto yang menyajikan makanan asli Sri Lanka Utara di Kuala Lumpur. Nama menu-menunya unik, walaupun sebelum order kami harus googling dulu nama makanannya untuk menyesuaikan ekspektasi, hahaha.

Breakfast menu di Yarl, Heritage Row

Sarapan kami saat itu adalah egg appam, sweet appam, chicken tikka masala thosai, Yarl thosai, masala tea, pasum paal tea dan Yarl tea. Semuanya enak dan masih masuk lidah Indonesia. Favorit saya adalah sweet appam. Bentuknya mirip seperti serabi Solo namun rasanya lebih ringan serta ditambah gula bubuk aren di tengahnya. Yummy!

Thosai = sejenis pancake tapi lebih tipis dan lebar sehingga penyajiannya dilipat beberapa bagian.

Menu yang kami pesan di Yarl untuk sarapan
Sedang berkamuflase di antara bangunan di Heritage Row. Tebak saya di mana?

Setelah sarapan, kami langsung menuju Central Market yang lokasinya nggak jauh dari hotel.

Di lantai dua Central Market, tersedia oleh-oleh khas Kuala Lumpur. Mulai dari magnet kulkas, miniatur Petronas Twin Towers, cokelat-cokelatan dan jajanan yang nggak ada di Indonesia, kaos dengan tulisan Malaysia, berbagai tas serta totebag dari anyaman, bunga anggrek yang diawetkan, dan segala macam souvenir khas Negeri Jiran lainnya.

Nggak lama di Central Market, jauh sebelum masuk waktu Jumat-an kami sudah kembali ke hotel karena suhu tubuh saya mulai naik lagi. Seluruh sendi nyeri, badan pegal dan hangat, mata merah dan berair karena demam, kepala keliyengan. Di saat seperti ini, nikmat sehat jadi sesuatu yang paling berharga.

Ya Rabbi, sembuhkan lah. Hanya Engkau Yang Maha Menyembuhkan.

_____

Menjelang sore dan setelah tidur beberapa jam, saya merasa kembali fit. Saya yakinkan suami bahwa saya sudah benar-benar sembuh. Suhu badan sudah turun dan badan tidak pegal lagi.

Karena belum makan siang, jadi lah kami keluar untuk makan sekalian jalan-jalan terakhir sebelum besok sudah harus kembali ke Medan. Tujuan makan kali itu adalah Nasi Ayam Hainan Chee Meng di Bukit Bintang. Tempat makan kali ini hasil rekomendasi teman saya. Walau namanya ada unsur chinese, tapi tenang saja karena Nasi Ayam Hainan Chee Meng sudah mendapat sertifikat halal dari otoritas di Malaysia. Restonya ramai dan penuh namun pergantian orangnya sangat cepat. Nggak butuh waktu lama, kami sudah diantar menuju meja.

Sesuai nama restonya, kami pesan tiga porsi nasi ayam hainan serta satu porsi kerabu ayam sambal mangga. Ayam hainannya enak apalagi dimakan ketika lapar seperti ini, namun kurang jahe menurut lidah saya. Entah ayam hainan yang sesungguhnya adalah yang seperti ini atau mungkin ayam hainan yang saya rasakan sebelumnya terlalu rasa jahe, hahaha. Sayang kerabu ayamnya nggak habis karena kami bertiga sudah terlalu kenyang dan eneg memakan potongan-potongan ceker disertai kulit. Sambal mangganya juara sekali! Pedas sekali dan gurih disertai rasa asam mangganya yang mantap! Aduh, jadi kangen.

Fotoin Mama di depan Nasi Ayam Hainan Chee Meng Bukit Bintang

Makan sudah, saatnya jalan-jalan. Kami gunakan sisa sore pada hari itu dengan berjalan-jalan ke Merdeka Square. Saat menyusun itinerary, saya langsung teringat dengan Lapangan Merdeka di Medan. Namanya mirip, namun isinya jauh berbeda.

Setelah dari Merdeka Square, menjelang maghrib kami menuju Suria KLCC. Tidak mungkin melewatkan yang satu ini karena, mumpung di sini masa tidak masuk ke area Petronas? Minimal menjejakkan kaki ke halamannya satu kali seumur hidup, hahaha.

Hal yang bikin saya kagum saat itu (karena setahu saya belum ada di Indonesia, entah mungkin ada di Jakarta) adalah tidak perlu karcis parkir lagi saat ingin memarkirkan mobil di basement Suria KLCC. Sudah ada teknologi yang bisa membaca pelat nomor kendaraan, dan mengecek apakah kendaraan tersebut sudah bayar parkir di mesin yang tersedia atau belum ketika nanti hendak keluar.

Cashless, ticketless, cardless automated parking payments di Suria KLCC

Beberapa foto-foto di Suria KLCC:

Pulang dari Suria KLCC, sebenarnya saya ingin sekali mampir ke “mini Shibuya” crossroad yang ada di depan Lot 10, sekitar Pavilion. Sekadar ingin merasakan keramaian dan mengambil beberapa foto. Tapi hari itu, sejak maghrib Kuala Lumpur diguyur hujan dan sampai jam 9 malam kota ini masih gerimis. Suami menolak dan mengatakan kondisi saya yang masih dalam masa pemulihan. Benar juga, memang. Mungkin nanti rezekinya bisa merasakan langsung keramaian yang ada di Shibuya, Jepang. Who knows?

Besok siang sudah pulang kembali ke Medan.

Belum banyak kuliner yang saya cicipi dan tempat yang saya datangi selama 3 malam berada di sini. Waktu yang terbatas dan kondisi yang sakit membuat beberapa itinerary harus direlakan.

But it’s okay.

Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan, bukan?

Hari Keempat: Paspor Ditolak, HP Hilang, Hampir Ketinggalan Pesawat [Sabtu]

Untuk 2 chapters lainnya yang super asdfghjkl akan saya ceritakan segera di next post, ya. Terlalu wadidaw dramanya jika diceritakan dalam satu tulisan, hahaha.

Update: part 2 bisa dibaca di [Vacation] 4D3N + 1D di Kuala Lumpur, Perjalanan ke Malaysia dan Dramanya (Part 2/2).

Tabik,

2 thoughts on “[Vacation] 4D3N + 1D di Kuala Lumpur, Perjalanan ke Malaysia dan Dramanya (Part 1/2)

Leave a reply to Mutia Nasution Cancel reply